Tuesday, December 18, 2018

Pertanyaan-Pertanyaan Seputar Allah Tritunggal

Allah Orang Kristen hadir dalam 3 Pribadi yang merupakan satu kesatuan, yaitu Allah Bapa, Yesus Kristus, dan Roh Kudus. Berikut beberapa pertanyaan yang sering dilontarkan mengenai Allah Tritunggal dan jawabannya ;

  • Seperti apakah yang paling tepat menggambarkan Allah Tritunggal?
Walau Allah tidak dapat disamakan dengan ciptaanNya, tapi penggambaran paling dekat adalah seperti Manusia. Kejadian 1 : 26-27 menyatakan bahwa manusia diciptakan Allah menurut gambar dan rupa Allah.

26. Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
27. Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.

Maka seperti seorang manusia terdiri dari tubuh, roh, jiwa yang merupakan 3 tapi 1, demikian pula Allah. Yesus adalah Firman/Jiwa Allah, dan Roh Kudus adalah Roh Allah. Allah Bapa, Firman Allah dan Roh Kudus Allah merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.


  • Apakah Allah Tritunggal ada di dalam Alkitab?
Sifat Allah yang Tritunggal dicatat dalam Alkitab, walaupun istilah Tritunggal tidak disebutkan secara eksplisit dalam Alkitab.  Istilah Allah Tritunggal adalah sebutan Teologi Sistematika untuk memudahkan orang mengerti ketiga Pribadi Allah. Salah satu ayat yang mencatat kemunculan 3 Pribadi Allah Tritunggal secara bersamaan adalah Matius 3 : 16-17 tentang peristiwa "Yesus Dibabtis  oleh Yohanes Pembabtis" :


16. Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,
17. lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." (Matius 3 : 16-17)



  • Apakah Yesus pernah mengklaim diri-Nya sebagai Allah?
Ya, itulah sebabnya Imam-Imam Kepala Yahudi berusaha membunuh Yesus, karena Yesus melalui perkataanNya menyamakan diriNya dengan Allah. Beberapa yang dicatat Alkitab antara lain :
Yesus dan Allah adalah satu : Aku dan Bapa adalah satu. (Yohanes 10 : 30)
Melihat Yesus berarti melihat Allah : Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. (Yohanes 14 : 9)
Yesus memberikan hidup yang kekal : dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. (Yohanes 10 : 28)
Yesus mengampuni dosa : Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" (Markus 2 : 10 a)
Yesus adalah yang awal : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku ada.” (Yohanes 8:5)
Yesus berkuasa di sorga dan bumi : Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. (Matius 28 : 18)
Yesus menghidupkan manusia : Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. (Yohanes 5 : 21)

  • Kalau Yesus adalah Allah, mengapa Yesus juga berdoa pada Allah Bapa?
Seperti telah kita bahas di atas, pengandaian  terdekat Allah Tritunggal adalah seperti manusia. Manusia terdiri dari tubuh, roh, jiwa yang merupakan 3 pribadi tapi 1. Tubuh, Roh, Jiwa bisa berkomunikasi satu sama lain. Tubuh, roh, dan jiwa manusia punya kehendak masing-masing. Tapi ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Contohnya kadang jiwa kita ingin bekerja terus, tapi tubuh kita ingin beristirahat karena lelah. Kadang di pesta, kita masih ingin mencicipi makanan, tapi tubuh kita kekenyangan. Saat kita sakit, kadang kita berkata pada diri kita "Aku harus sembuh". Demikian kalau manusia bisa berkata pada diri sendiri, demikian juga Firman Allah bisa berdoa pada Allah Bapa. 

Jelasnya, seperti manusia terdiri atas tubuh, roh, jiwa, maka Allah Tritunggal juga terdiri atas Allah Bapa, Roh Allah dan Firman Allah. Maka Yesus (Firman Allah) bisa berdoa pada Allah Bapa.

Selain itu Yesus adalah Firman Allah yang menjadi manusia. Yesus datang sebagai Kitab Yang Terbuka, untuk mencontohkan cara hidup yang baik kepada manusia, termasuk bagaimana cara berdoa dan berkomunikasi dengan Allah Bapa.

  • Kalau Yesus adalah Allah, dan Yesus mati di kayu salib, maka bukankah dunia berakhir?
Seperti dibahas sebelumnya, penggambaran paling dekat Allah Tritunggal adalah seperti manusia, karena manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Manusia terdiri dari tubuh, roh dan jiwa. Saat manusia mati, apakah semuanya berakhir? Tubuh memang mati, dan akan hancur saat dikubur atau dikremasi. Tapi roh dan jiwa manusia tidak hilang. Roh manusia itu akan dibangkitkan di akhir jaman dengan tubuh yang baru, untuk menghadap Takhta Pengadilan Allah. Demikian juga Yesus, Firman Allah yang menjadi manusia. Waktu Yesus mati di atas kayu salib bukan berarti Allah ikut musnah. Allah Bapa dan Roh Kudus tetap hidup. Kematian Yesus bukan akhir segalanya, Yesus mati untuk bangkit kembali, naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa Yang Maha Kuasa. Waktu Yesus terangkat ke sorga, Roh Kudus kemudian turun ke dunia untuk menggantikan peran Yesus di dunia, mendampingi umat manusia sampai Yesus datang kembali sebagai Raja di atas raja.




Saturday, April 21, 2018

Konsep Dosa dalam Kekristenan

Saya sering mendengar pertanyaan ke orang Kristen : “Kalau Allah memang Maha Kuasa, mengapa Allah perlu mengutus Yesus untuk mati menebus dosa manusia? Bukankah Allah bisa langsung mengampuni dosa manusia?” 

Ya, Allah memang Maha Kuasa, tapi Allah juga tidak pernah tidak menepati Firman-Nya, dan Allah juga tidak pernah bersikap tidak adil. Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita perlu mengerti konsep dosa menurut Alkitab secara utuh. 

Dalam Kekristenan, ada 2 macam dosa : 
  1. Dosa kecil yang tidak membawa pada maut 
  2. Dosa besar yang membawa pada maut 
Salah satu dosa besar yang membawa pada maut adalah dosa Adam dan Hawa yang memakan buah terlarang di Taman Eden. Hukumannya adalah “pada hari kamu memakannya, pastilah kamu mati”  

Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." (Kejadian 2 : 16-17) 


Lalu kenapa Adam dan Hawa tidak mati, malah beroleh keturunan? Karena kalau Adam dan Hawa mati maka manusia musnah. Allah mengasihi manusia, dan ingin menyelamatkan sebanyak mungkin manusia. Maka Allah menunjukkan kesabaranNya dengan mendiamkan dosa manusia di masa lalu untuk sementara waktu. Tapi Adam, Hawa, dan keturunannya harus tetap menyandang vonis mati atas dosa besar Adam dan Hawa di Taman Eden. Keturunan Adam dan Hawa juga lahir mewarisi vonis hukuman mati tersebut, karena semestinya manusia sudah musnah saat Adam dan Hawa dihukum mati pada hari mereka makan buah terlarang di Taman Eden. Itu sebabnya bayi yang baru lahir sudah ikut mengalami kutukan dosa asal seperti Adam dan Hawa : 
  • terbuang dari Taman Eden, 
  • lahir telanjang, 
  • hidup di dunia harus berjerih memperoleh makanan, 
  • wanita mengalami sakit saat melahirkan. 

Allah bisa saja mengampuni manusia dengan begitu saja. Tapi selain tidak mungkin melanggar FirmanNya, Allah kita juga Allah yang Adil. Kalau Allah menghapus dosa Adam dan Hawa begitu saja, Allah juga harus menghapus dosa Iblis begitu saja.. Dan Iblis selalu mendakwa manusia untuk dihukum di neraka bersamanya. Allah tetap berlaku adil pada manusia dan iblis. Maka Allah menyediakan tumbal pengganti untuk mati menggantikan Adam, Hawa dan keturunannya. 

Tumbal itu harus dalam wujud manusia, bukan terhitung dalam Adam, Hawa, dan keturunannya. Harus bernilai lebih tinggi dari Adam, Hawa, dan seluruh keturunannya. Maka Allah menyediakan Yesus untuk menjadi tumbal menggantikan Adam, Hawa, dan seluruh keturunannya. 

Mengapa Yesus layak menjadi tumbal Adam, Hawa, dan keturunannya? 
  1. Karena Yesus adalah Firman Allah yang datang ke dunia dalam wujud manusia, Ia lebih berharga dari Adam, Hawa dan seluruh keturunannya 
  2. Karena Yesus tidak terhitung di antara Adam, Hawa, dan keturunannya. Yesus bukan keturunan biologis Adam dan Hawa. Ia dikandung dari Roh Kudus, dan lahir dari rahim perawan Maria. 
  3. Yesus tidak punya anak dan istri 
  4. Yesus tidak pernah berbuat dosa.  
Kedatangan Yesus ke dunia untuk menebus dosa manusia adalah wujud kasih Allah pada manusia, untuk menyelamatkan manusia dari kematian kekal. Alkitab berkata : 

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3 : 16) 

Allah telah melakukan bagianNya untuk menyelamatkan umat manusia. Tapi apakah Adil kalau Allah tidak memberi jalan keselamatan juga bagi iblis? Ya, itulah sebabnya ada bagian yang harus dilakukan manusia agar iblis tidak mendakwanya. Manusia harus menerima karya keselamatan Allah, dengan mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat manusia, dan taat pada Firman Allah. 

Dengan pengorbanan Yesus Kristus, hutang mati atas dosa asal manusia telah lunas dibayar. Semua manusia yang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat akan diselamatkan. Dakwaan iblis pada orang yang percaya pengorbanan Yesus telah dipatahkan, oleh kuasa darah Yesus dan oleh kesaksian kita. 

Kesaksian kitab Wahyu :

Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut. (Wahyu 12 : 10-11)